Rabu, 04 Juli 2012

RACUN [POISON]


Dahulu kala di negri Cina, seorang gadis bernama Li-Li menikah lalu hidup bersama suami dan ibu mertuanya. Belum lama tinggal di rumah itu, Li-Li telah merasa bahwa ia sama sekali tidak bisa akur dengan ibu mertuanya. Mertuanya mempunyai watak sangat berbeda, banyak kebiasaannya yang menjengkelkan Li-Li belum lagi ia selalu mencela Li-Li.

Add caption
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan Li-Li dan mertuanya selalu terlibat dalam perdebatan dan permusuhan. Dan yang membuat keadaan semakin buruk adalah, menurut tradisi Cina, Li-Li harus membungkukkan badan kepada ibu mertuanya dan menaati semua kehendaknya. Semua amarah dan ketidakbahagiaan di rumah tangga membuat suami Li-li menjadi tertekan.

Akhirnya, Li-Li tidak sanggup lagi menghadapi watak buruk dan sifat diktator ibu mertuanya. Ia memutuskan  untuk berbuat sesuatu. Kemudian pergilah ia menemui Tuan Huang, sahabat baik ayahnya , yang pekerjaannya menjual berbagai ramuan tradisional. Ia menceritakan masalah yang dihadapinya dan memohon kiranya boleh meminta racun sehingga ia bisa menyelesaikan semua problem yang dihadapinya.

Tuan Huang berfikir sejenak lalu berkata, “Li-Li, aku akan membantumu, tapi kau harus menaati perintahku!”

“Baik, Tuan Huang. Aku akan melakukan apa saja perintahmu,” jawab LI-Li.

Tuan Huang pergi ke ruang belakang beberapa menit kemudian muncul dengan sebuah bungkusan di tangannya.

“Kau tidak boleh menggunakan racun yang keras untuk menyingkirkan ibu mertuamu, karena orang-orang nanti akan curiga. Kuberi kau beberapa ramuan yang perlahan-lahan akan menimbun racun di tubuhnya. Setiap hari siapkan masakan yang lezat, lalu masukkan sedikit ramuan ini kedalam mangkuknya. Nah, agar tidak membuat orang lain curiga sepeninggalnya nanti, mulai sekarang kau harus bersikap manis kepadanya. Jangan berdebat lagi dengannya, taati segala perintahnya, dan perlakukan dia sebagai seorang ratu,“ kata Tuan Huang.

Li-Li merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Tuan Huan. Ia segera kembali ke rumah untuk mulai melaksanakan rencananya. Minggu berganti bulan, waktu terus berjalan dan tiap hari Li-Li menghidangkan makan khusus untuk ibu mertuanya. Ia ingat betul nasihat Tuan Huang agar tidak bertindak mencurigakan. Ia lalu mengendalikan amarahnya, menaati mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri.

Setelah 6 bulan, keadaan rumah tangga mereka berubah. Li-Li selau mengendalikan diri sehingga hampir tidak pernah marah atau jengkel lagi. Ia tidak pernah lagi berdebat, karena ibu mertuanya tampak lebih ramah dan mudah dilayani.

Sikap sang mertua terhadap Li-Li pun berubah, ia mulai menyayangi Li-Li seperti anak kandungnya sendiri. Ia selalu berkata kepada kerabat dan temannya bahwa LI-Li adalah menantu yang paling baik. Li-Li dan mertuanya; satu dengan lainnya, sekarang bersikap seperti anak dan ibu kandungnya. Suami Li-Li tentu saja merasa bahagia menyaksikan perubahan ini.

Suatu hari Li-Li pergi menemui Tuan Huang untuk memohon pertolongannya lagi, “Tuan Huang yang saya hormati, tolong bantu aku untuk menyelamatkan mertuaku dari racun itu! Ia telah berubah menjadi wanita yang sangat baik. Aku sekarang mencintainya seperti ibuku sendiri. Aku tidak ingin ia mati karena racun yang kuberikan kepadanya.”

Tuan Huang tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Li-Li, tak ada yang perlu kau khwatirkan. Aku tidak pernah memberimu racun. Ramuan yang kuberikan kepadamu adalah vitamin dan obat kuat untuk memperbaiki kesehatan mertuamu. Racun yang sebenarnya tersimpan dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Namun, semua racun itu sekarang telah terkikis habis oleh kasih sayang yang kau berikan kepadanya.”
***
Pernakah kau sadari bahwa bagaimana kau memperlakukan orang lain adalah bagaimana orang lain itu juga akan memperlakukanmu. Ada pepatah Cina berbunyi: Orang yang mecintai orang lain akan mendapatkan balasan cinta dari orang itu. (Author Unknown)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar