Dahulu
kala di negri Cina, seorang gadis bernama Li-Li menikah lalu hidup bersama
suami dan ibu mertuanya. Belum lama tinggal di rumah itu, Li-Li telah merasa
bahwa ia sama sekali tidak bisa akur dengan ibu mertuanya. Mertuanya mempunyai
watak sangat berbeda, banyak kebiasaannya yang menjengkelkan Li-Li belum lagi
ia selalu mencela Li-Li.
![]() |
Add caption |
Akhirnya,
Li-Li tidak sanggup lagi menghadapi watak buruk dan sifat diktator ibu
mertuanya. Ia memutuskan untuk berbuat
sesuatu. Kemudian pergilah ia menemui Tuan Huang, sahabat baik ayahnya , yang
pekerjaannya menjual berbagai ramuan tradisional. Ia menceritakan masalah yang dihadapinya
dan memohon kiranya boleh meminta racun sehingga ia bisa menyelesaikan semua
problem yang dihadapinya.
Tuan
Huang berfikir sejenak lalu berkata, “Li-Li, aku akan membantumu, tapi kau
harus menaati perintahku!”
“Baik,
Tuan Huang. Aku akan melakukan apa saja perintahmu,” jawab LI-Li.
Tuan
Huang pergi ke ruang belakang beberapa menit kemudian muncul dengan sebuah
bungkusan di tangannya.
“Kau
tidak boleh menggunakan racun yang keras untuk menyingkirkan ibu mertuamu,
karena orang-orang nanti akan curiga. Kuberi kau beberapa ramuan yang perlahan-lahan
akan menimbun racun di tubuhnya. Setiap hari siapkan masakan yang lezat, lalu
masukkan sedikit ramuan ini kedalam mangkuknya. Nah, agar tidak membuat orang
lain curiga sepeninggalnya nanti, mulai sekarang kau harus bersikap manis
kepadanya. Jangan berdebat lagi dengannya, taati segala perintahnya, dan perlakukan
dia sebagai seorang ratu,“ kata Tuan Huang.
Li-Li
merasa sangat senang dan berterima kasih kepada Tuan Huan. Ia segera kembali ke
rumah untuk mulai melaksanakan rencananya. Minggu berganti bulan, waktu terus
berjalan dan tiap hari Li-Li menghidangkan makan khusus untuk ibu mertuanya. Ia
ingat betul nasihat Tuan Huang agar tidak bertindak mencurigakan. Ia lalu
mengendalikan amarahnya, menaati mertuanya, dan memperlakukannya seperti ibunya
sendiri.
Setelah
6 bulan, keadaan rumah tangga mereka berubah. Li-Li selau mengendalikan diri
sehingga hampir tidak pernah marah atau jengkel lagi. Ia tidak pernah lagi
berdebat, karena ibu mertuanya tampak lebih ramah dan mudah dilayani.
Sikap
sang mertua terhadap Li-Li pun berubah, ia mulai menyayangi Li-Li seperti anak
kandungnya sendiri. Ia selalu berkata kepada kerabat dan temannya bahwa LI-Li
adalah menantu yang paling baik. Li-Li dan mertuanya; satu dengan lainnya,
sekarang bersikap seperti anak dan ibu kandungnya. Suami Li-Li tentu saja
merasa bahagia menyaksikan perubahan ini.
Suatu
hari Li-Li pergi menemui Tuan Huang untuk memohon pertolongannya lagi, “Tuan
Huang yang saya hormati, tolong bantu aku untuk menyelamatkan mertuaku dari
racun itu! Ia telah berubah menjadi wanita yang sangat baik. Aku sekarang
mencintainya seperti ibuku sendiri. Aku tidak ingin ia mati karena racun yang
kuberikan kepadanya.”
Tuan
Huang tersenyum dan menganggukkan kepalanya, “Li-Li, tak ada yang perlu kau
khwatirkan. Aku tidak pernah memberimu racun. Ramuan yang kuberikan kepadamu
adalah vitamin dan obat kuat untuk memperbaiki kesehatan mertuamu. Racun yang
sebenarnya tersimpan dalam pikiran dan sikapmu terhadapnya. Namun, semua racun
itu sekarang telah terkikis habis oleh kasih sayang yang kau berikan kepadanya.”
***
Pernakah
kau sadari bahwa bagaimana kau memperlakukan orang lain adalah bagaimana orang
lain itu juga akan memperlakukanmu. Ada pepatah Cina berbunyi: Orang yang
mecintai orang lain akan mendapatkan balasan cinta dari orang itu. (Author Unknown)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar